TUGAS AKHIR PMT LAPORAN PROYEK PEMBANGUNAN JALAN BATU CERMIN DENGAN MENGUNAKAN ALAT BERAT
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Perkembangan pembangunan
jalan dan perkembangan penduduk serta ekonomi Kota Samarinda yang sangat cepat,
menuntut adanya kebutuhan prasarana kota yang semakin kompleks salah satunya adalah Pembangunan jalan.
Sehubungan dengan hal
tersebut di atas, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Pemerintah
Kota Samarinda terus memacu pembangunan berbagai sektor, diantaranya adalah
sektor pembangunan jalan.
Pembangunan jalan yang
berada di Batu Cermin (Sempaja) – Tenggarong Seberang tersebut ditinjau dari
lokasi yang direncanakan maka di butuhkan adanya Pekerjaan pembangunan jalan
yang maksimal.
Dalam pelaksanaan
Pembangunan Jalan Batu Cermin (Sempaja) – Tenggarong Seberang, sangat
diperlukan pemakaian alat berat, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat sesuai
dengan target yang telah ditentukan, disamping penggunaan alat berat harus
direncanakan secara baik dan cermat, sehingga tepat penggunaannya, optimal
produksinya dan adanya efisiensi biaya peralatan.
Dari berbagai uraian di atas, maka pada Laporan ini, penulis
memilih judul tentang “Perhitungan
Produktivitas Alat Berat Pada Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Jalan Batu
Cermin (Sempaja) – Tenggarong Seberang.
1.2
RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini,
adalah sebagai berikut :
1. Berapakah besar volume
untuk tanah galian, timbunan, dan pemadatan yang di kerjakan ?
2. Berapakah produktivitas
dari alat berat yang digunakan serta kombinasinya?
3.
Berapakah lama waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut ?
1.3
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penulisan Tugas Akhir ini, adalah
untuk :
a.
Menghitung besar volume untuk tanah galian, timbunan, dan pemadatan yang di kerjakan.
b.
Menghitung produktifitas alat berat yang
digunakan.
c.
Menghitung waktu pelaksanaan pekerjaan
pematangan lahan tersebut di atas.
Tujuan
penulisan Laporan ini, adalah untuk :
a.
Mendapatkan hasil perhitungan volume tanah galian, timbunan, dan
pemadatan yang di kerjakan.
b.
Mendapatkan hasil perhitungan produktifitas alat berat yang
digunakan.
c.
Mendapatkan hasil perhitungan lama waktu
pelaksanaan pekerjaan pematangan lahan tersebut di atas
1.4
BATASAN MASALAH
Untuk memperjelas maksud dan tujuan
tugas akhir ini, serta mengingat luasnya ruang lingkup dan permasalahan karena keterbatasan
pengetahuan penulis. Maka baiknya diberikan batasan masalah yang akan dibahas
diskripsi ini adalah :
1. Perhitungan Volume tanah adalah untuk galian dan timbunan.
2.
Alat berat yang di teliti
adalah Bulldozer type Komatsu D85E
S-S, Excavator type Caterpillar PC320
D, Dump Truck type Mitsubushi 120PS, Compactor SAKAI SV 512
TF
3. Jam kerja Alat yang di tinjau adalah jam kerja normal dengan waktu 7 jam
sehari.
BAB
2
SIFAT
DAN JENIS MATERIAL
2.1 ALAT
BERAT UNTUK KONSTRUKSI
Alat - alat yang biasa di pakai untuk pekerjaan
konstruksi sebagai berikut:
1. Tower Crane
Tower crane
adalah alat yang umum dipakai dalam setiap lokasi konstruksi. Khususnya untuk
pembangunan gedung bertingkat yang memungkinkan pengangkatan material berupa
beton maupun material lainnya ke tempat yang lebih tinggi.Tim konstruksi
menggunakan tower crane untuk mengangkat baja, beton, alat besar seperti
generator obor dan asetilen, dan berbagai macam bahan konstruksi lainnya.
Gambar 2.1. Tower Crane
Lengan
horizontal panjang pada tower crane merupakan bagian dari derek yang membawa
beban hingga dimungkinkan material bangunan mampu diangkat ke tempat yang lebih
tinggi hingga puluhan meter secara vertical. Alat lain selain crane ini yaitu
scaffolding.
2. Mobile Crane
Mobile crane
adalah salah satunya yang merupakan alat berat untuk mendukung kerja proyek
konstruksi. Mobile crane cara kerjanya dikendalikan oleh penggerak hidrolik
dengan booming teleskopik yang dipasang pada truk dengan modifikasi tertentu.
Gambar 2.2.
Mobile Crane
Fungsi mobile crane ialah untuk membawa dengan mudah material atau peralatan ke situs konstruksi. Salah satu material konstruksi yang biasa menggunakan ini yaitu instalasi pagar beton dan pemindahan beton precast U Ditch
3. Scraper
Hampir sama dengan backhoe loader, scraper bisa dipakai untuk mengeruk tanah. Tidak hanya itu, alat ini juga bisa sekaligus mengangkut tanag hasil kerukan tersebut dan diangut ke dalam bak untuk kemudian ditumpahkan kembali ke lokasi yang dikehendaki.
Hampir sama dengan backhoe loader, scraper bisa dipakai untuk mengeruk tanah. Tidak hanya itu, alat ini juga bisa sekaligus mengangkut tanag hasil kerukan tersebut dan diangut ke dalam bak untuk kemudian ditumpahkan kembali ke lokasi yang dikehendaki.
4. Sheep foot roller
Pada banyak
konstruksi, pengadaan alat-alat dalam dunia konstruksi memang sangat krusial.
Salah satunya adalah sheep foot roller yang berperan dalam pemadatan tanah yang
kondisinya lembek. Alat berat ini dirancang dengan bentuk kaki sedemikian
rupa hingga bisa bekerja pada kondisi tanah yang lembek atau liat.
5. Excavator
Excavator adalah salah satu alat-alat dalam dunia konstruksi yang sudah tidak asing lagi. Jenis alat ini selalu ada dalam proyek konstruksi dalam skala besar. Peralatan konstruksi berat ini terdiri dari boom atau lengan, jungkat-jungkit, dan kokpit pada platform yang bisa berputar.
Excavator adalah salah satu alat-alat dalam dunia konstruksi yang sudah tidak asing lagi. Jenis alat ini selalu ada dalam proyek konstruksi dalam skala besar. Peralatan konstruksi berat ini terdiri dari boom atau lengan, jungkat-jungkit, dan kokpit pada platform yang bisa berputar.
Gambar 2.3. Excavator
Seiring dengan perkembangan dunia konstruksi, ekskavator hidraulik modern kini memiliki berbagai ukuran. Yang terkecil disebut compact mini excavator.
Baca juga info harga aki mobil
6. Backhoe loader
Untuk
memulai konstruksi, pekerja biasanya memakai alat-alat dalam dunia konstruksi
jenis backhoe loader. Fungsinya adalah untuk penggalian. Biasa dipakai untuk
menancapkan tiang maupun untuk membuat pondasi. Alat ini sangat penting dalam
berbagai proyek, seperti pembangunan gedung maupun jembatan.
7. Bulldozer dan loader
Untuk
memulai sebuah konstruksi, terkadang pekerjaan dimulai dengan merobohkan
bangunan, dan mengangkut material hancuran tersebut. Dalam proses ini, maka
jenis dari alat-alat dalam dunia konstruksi yang dibutuhkan adalah
bulldozer.Bukan hanya untuk keperluan penghancuran bangunan, bulldozer juga
memiliki peran dalam memindahkan tanah dan berbagai
elemen lain
seperti kerikil. Sedangkan loader memiliki fungsi yang hampir dalam dengan
bulldozer, yakni bisa digunakan dalam penggusuran dan pengangkutan material
hancuran.
8. Dump Truck
Dump truck
adalah salah alat-alat dalam dunia konstruksi. Fungsinya adalah
mengangkut material lepas (seperti pasir, kerikil atau puing-puing hancuran
bangunan) untuk konstruksi. Dengan sistem hidrolik yang dimiliki, dump truck
mampu dengan efisien menuangkan atau meumpahkan muatan di dalam bak truck ke
tempat yang diinginkan. Alat ini membuat pemindahan material konstruksi
berlangsung dengan lebih cepat dan efektif dengan menghemat SDM yang dipakai.
Gambar 2.4. Dump Truck
Pengguaan alat-alat dalam dunia konstruksi seperti dump truck ini bisa untuk berbagai keperluan konstruksi, seperti jalan, jembatan maupun bangunan perumahan. Dalam sejarahnya, dump truck atau orang menyebutnya truk terbalik ditemukan pertama kali di Eropa di akhir abad 19.Hingga kini, dump truck merupakan alat konstruksi penting tak tak boleh dihilangkan keberadaannya hingga proses konstruksi berjalan lebih cepat dan efisien.Saat ini, hampir semua dump truck sudah beroperasi dengan sistem hidraulik dan memiliki berbagai konfigurasi tertentu yang sengaja dirancang untuk memenuhi tugas spesifik dalam rantai suplai bahan konstruksi.
FAKTOR
EFISIENSI ALAT BERAT
Secara teoritis sebuah peralatan
mempunyai produktivitas yang relatif besar, tetapi dalam praktek
sebenarnya produktivitas alat tersebut cenderung lebih kecil. Menurunnya
produktivitas atau kapasitas produksi alat ini disebabkan adanya faktor-faktor
yang membatasi kelancaran pengoperasian peralatan. kelancaran pengoperasian
alat akan berpengaruh langsung terhadap kapasitas produksi alat itu sendiri. Ada
tiga faktor dasar yang sangat mempengaruhi kelancaran pengoperasian dari suatu
alat berat, yaitu:
1. Waktu
Masalah ini yang biasa dihadapi oleh juru taksir waktu, untuk menyiapkan tawaran suatu pekerjaan. Dalam hal tersebut yang penting adalah untuk mendapatkan waktu siklus. Waktu siklus adalah jangka waktu yang diperlukan alat-alat berat untuk menyelesaikan satu lingkaran operasi. Waktu ini dibedakan menjadi:
Masalah ini yang biasa dihadapi oleh juru taksir waktu, untuk menyiapkan tawaran suatu pekerjaan. Dalam hal tersebut yang penting adalah untuk mendapatkan waktu siklus. Waktu siklus adalah jangka waktu yang diperlukan alat-alat berat untuk menyelesaikan satu lingkaran operasi. Waktu ini dibedakan menjadi:
- Waktu
tetap : Waktu tetap adalah waktu tetap yang digunakan untuk, memuat,
membuang dan pengaturan posisi alat.
- Waktu
variabel : Waktu variabel adalah waktu yang diperlukan untuk mengangkut
dan kembali ke tempat pemuatan dalam siklus tersebut. jangka Waktu ini
dapat berubah sesuai jarak dan kondisi jalan antara daerah pemuatan dengan
daerah pembuangan.
2. Material.
Dalam proses pemindahan bahan atau material, volume material ditentukan berdasarkan keadaan material itu didalam proses pemindahannya. misalkan saja pada suatu pekerjaan tanah atau agregat, Ada tiga macam satuan ukuran volume material dalam pekerjaan tersebut :
Dalam proses pemindahan bahan atau material, volume material ditentukan berdasarkan keadaan material itu didalam proses pemindahannya. misalkan saja pada suatu pekerjaan tanah atau agregat, Ada tiga macam satuan ukuran volume material dalam pekerjaan tersebut :
- asli : meter kubik asli yang diukur
pada keadaan alam sebelum diganggu oleh peralatan
- lepas : meter kubik lepas yang diukur pada
keadaan lepas, keadaan setelah
dibongkar dalam proses pemindahan.
- padat :meter kubik padat yang diukur pada
keadaan telah dipadatkan setelah proses pemadatan.
3. Faktor Efisiensi Kerja Faktor Efisiensi Kerja dibagi
menjadi faktor efisiensi kerja alat dan Faktor Koreksi.
·
Faktor
Efisiensi Kerja Alat
Faktor effisiensi kerja alat adalah menit kerja
rata-rata dalam satu jam dibagi enam puluh menit. Adapun hal-hal yang
mempengaruhi faktor kerja adalah kondisi pekerjaan dan kondisi pemeliharaan
alat.
·
Faktor
Koreksi
Digunakan untuk mengubah atau mengoreksi tafsiran produksi sesuai dengan
pekerjaan tertentu serta kondisi tempat pekerjaan tersebut dilakukan. Faktor
ini berbeda untuk tiap jenis alat berat dan kondisi kerja.
2.3 BIAYA
OPERASIONAL ALAT BERAT
Biaya-biaya
yang termasuk biaya pengeluaran alat berat adalah biaya penyewaan alat, biaya
mobilisasi dan demobilisasi, dan biaya upah tenaga operator. Peralatan
konstruksi yang digerakkan oleh motor bakar (internal combustion engine) memerlukan solar, yang juga harus
diperhitungkan sebagai biaya operasional. Perhitungan biaya kebutuhan alat
berat didapatkan dari perkalian antara volume masing-masing pekerjaan, jumlah
alat yang digunakan serta harga satuan pekerjaan.
a.
Volume Pekerjaan
Volume
pekerjaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perhitungan
biaya, yaitu sebagai salah satu faktor pengali untuk harga satuan. Perhitungan
volume ini didasarkan pada gambar rencana proyek.
b.
Biaya
penyewaan alat
Tidak semua
peralatan konstruksi dimiliki oleh kontraktor. Dalam menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan tertentu, diperlukan peralatan-peralatan khusus yang
diperoleh dengan cara menyewa. Biaya penyewaan alat berat tersebut dihitung
dalam biaya per jam. Dalam satu bulan biasanya ditentukan batas penyewaan
minimum per alat berat. Biaya penyewaan alat bervariasi, tergantung dari jenis
dan tipe alat yang akan disewa dan juga tergantung dari tempat alat itu disewa.
c.
Biaya
Mobilisasi dan Demobilisasi
Alat berat yang
disewa dari suatu tempat, membutuhkan biaya transportasi alat tersebut ke
lokasi proyek dan biaya transportasi alat tersebut kembali ketempat asalnya.
Untuk alat- alat berat tertentu bahkan diperlukan kendaraan khusus untuk
mengangkat alat berat tersebut ke lokasi proyek dan sebaliknya. Biaya-biaya
yang diperlukan ini termasuk biaya mobilisasi dan demobilisasi. Biaya
mobilisasi dan demobilisasi tergantung dari kendaraan untuk mengangkut alat
berat yang disewa, dan jauh dekatnya tempat penyewaan ke lokasi proyek. Jadi
masing- masing alat yang disewa dari tempat penyewaan yang berbeda, mempunyai
biaya mobilisasi dan demobilisasi yang berbeda.
d.
Biaya
Operator Alat Berat dan Bahan Bakar
Besarnya upah kerja untuk
operator alat berat adalah tergantung dari lokasi pekerjaan atau proyek,
perusahaan yang bersangkutan, peraturan yang berlaku dilokasi, serta kontrak
kerja antara dua pihak tersebut.
Untuk biaya
bahan bakar alat berat, jumlah bahan bakar untuk alat berat yang menggunakan
bensin atau solar berbeda- beda. Rata-rata yang menggunakan bahan bakar bensin
0.06 galon per horse-power, sedangkan
untuk alat berat yang berbahan bakar solar mengkonsumsi bahan bakar 0.04 galon
per horse-power per jam. Nilai yang
didapat kemudian dikalikan dengan faktor pengoperasian.
e.
Biaya
bahan bakar :
= F x 0,3 (premium) x h x PK
= F x 0,2 (solar) x h x PK Dimana:
F = Faktor efisiensi (60% - 80%), (berdasarkan buku manajemen alat
berat Ir. Asiyanto, MBA, IPM, diambil nilai tengah yaitu 70%).
H = harga bahan bakar per liter
PK = Nilai PK alat berat yang bersangkutan
(horse power)
f.
Biaya
Operasional Total
Biaya operasional total yang
dikeluarkan untuk masing- masing tipe alat adalah penjumlahan semua biaya yang
dikeluarkan untuk penyewaan alat, upah tenaga operator dan biaya untuk
pemakaiaan solar selama waktu pelaksanaan pekerjaan ditambah biaya mobilisasi
dan demobilisasi alat.
Total Biaya = b + c + d + e
Dimana:
a = Biaya sewa
b = Biaya mobilisasi/demobilisasi c = Biaya Operator
d = Biaya bahan bakar
BAB
3
DATA
DAN PERHITUNGAN
3.1
DATA TANAH DAN LOKASI PROYEK
Lokasi penelitian ini adalah pada
proyek Pembangunan Jalan Batu Cermin (Sempaja) – Tengarong seberang sta. 0+000
s/d 4+250 di kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dan dan objek
penelitiannya adalah Land Clearing dengan menggunakan alat – alat berat. Selama
ini masyarakatnya mengalami sedikit kendala kurangnya sarana dan prasarana demi menunjang kelancaran arus lalu lintas.
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian
Dalam Wilayah Kota Samarinda
Adapaun data yang didapatkan dari hasil uji
lab adalah sebagi berikut :
a. Jenis
Tanah adalah Tanah biasa. ( hasil uji lab terlampir pada lampiran )
b. Berat
isi tanah rata – rata adalah 2,056
Gr/Cm³ ( hasil uji lab terlampir pada lampiran )
c. Kadar
air rata – rata adalah 26,673 % ( hasil uji lab terlampir pada lampiran )
d. Berat
jenis tanah rata – rata adalah 2,294 Gr ( hasil uji lab terlampir pada lampiran
)
e. Atterberg
Limits. ( hasil uji lab terlampir pada lampiran )
Batas
Cair ( LL ) = 44,85 %
Batas
Plastis ( PL ) = 27,54 %
Indeks
Plastis ( IP = LL – PL ) = 17,31 %
f. Pemadatan
Modified. ( hasil uji lab terlampir pada lampiran )
g. Pemeriksaan
CBR. ( hasil uji lab terlampir pada lampiran )
Perhitungan pekerjaan
galian dan timbunan pada proyek pembangunan jalan batu cermin (sempaja) / kota
samarinda di dapat
volume galian dan timbunan adalah:
·
Volume Galian (tanah asli) = 60069,95 m3
dengan faktor kembang (swell) 20 %,
sehingga volume tanah lepas (loose
material) yang diperhitungkan = 1,20
x 60069,95 m3
= 72083,94 m3.
·
Volume Timbunan (keadaan tanah lepas) = 24598,8 m3.
·
Volume Pemadatan, digunakan faktor pemadatan 8 %, dari
volume tanah timbunan = 1,08 x 24598,8 m3
= 26566,704 m3.
3.2
DATA ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
Adapun
alat alat yang digunakan pada proyek sebagai berikut :
1. Excavator
2. Dump Truck
3. Bulldozer
4. Compactor
3.3
KAPASITAS DAN PRODUKTIVITAS ALAT
BERAT
Kapasitas dan Produktivitas Alat
berat sebagai berikut :
1. Excavator
Perhitungan Produksi Excavator
·
Produksi per siklus ( p )
P = V x BFF
= 1,4 x 0,8 = 1,12 m3.
·
Waktu Siklus / Cycle Time ( CT )
CT
= waktu gali + waktu putar x 2 + waktu buang
= 9 + (6 x 2) + 6 = 9 + 12 + 6 = 27 detik.
·
|
|
Produksi per jam ( P )
P
= = = = 119,46 m3/jam.
2. Dump
Truck
Perhitungan
Produksi Dump Truck
·
Waktu Siklus / Cycle Time ( CT )
CT = waktu muat +
waktu angkut + waktu buang + waktu kembali + waktu tunggu
= 0,5 + (D/V1) + 0,5 + (D/V2) + 0,1
= 0,5
+ (250/166,66) + 0,5 + (250/250) + 0,5
= 0,5 + 1,5 + 0,5 +
1 + 5 = 8,5 menit.
·
|
|
Produksi per jam ( P )
P = = = 24,71 m3/jam
3. Bulldozer
Perhitungan
Produksi Bulldozer
· Kapasitas
Blade (V)
V
= (W x H x L)/2 = (1,5H x H x L)/2 = (1,5
H2 x L)/2 = (1,5 x1,072 x 4,37)/2 = 3,75 m3
· Waktu
siklus / Cycle Time (CT)
CT
= waktu tetap + waktu maju + waktu mundur
= 0,3 + {(0,7 x 60 ) / ( 1000 x
3,9 )} + {(0,7 x 60) / (1000 x 4) }
= 0,478 menit
· Produksi
Bulldozer per jam (P)
P
=
==
= 329,49 m3/jam
4. Compactor
Perhitungan Produksi Compactor type SAKAI SV 512 TF
·
|
|
Produksi per
jam ( P )
Produksi = =
= 201,12 m3/jam.
BAB
4
ALAT
BERAT YANG DIGUNAKAN
4.1
KOMPOSISI ALAT BERAT
Komposisi alat berat adalah sebagai
berikut :
1. EXCAVATOR
·
Produksi Excavator
Produksi per unit =
119,46 m3/jam.
Jumlah excavator =
2 unit dengan waktu operasi = 7 jam/hari.
Produksi 2 unit =
2 x 119,46 m3/jam = 238,92 m3/jam.
·
Volume galian =
60069,95 m3
(tanah asli)
·
Perhitungan Waktu Kerja 2 Excavator = ( 60069,98 m3)
: (238,92 m3/jam) = 251,423 jam = (251,423/7) hari = 35,92 hari = 1,20 bulan.
2. DUMP TRUCK
·
Produksi Dump Truck
Produksi per
unit = 24,71 m3/jam.
Jumlah Dump Truck = 6 unit
dengan waktu operasi = 7 jam/hari.
Produksi unit =
6 x 24,71 m3/jam
= 148,26 m3/jam.
·
Volume angkut =
72.083,94m3
(keadaan tanah lepas).
·
Perhitungan Waktu Kerja 4 Dump Truck = (72083,94 m3)
: (148,26 m3/jam)
= 486,20 jam = (486,20/7) hari = 69,46 hari = 2,31 bulan.
Jadi waktu yang
digunakan untuk pekerjaan galian adalah diambil waktu terlama, yaitu Waktu Excavator = 1,20 bulan.
3. BULLDOZER
·
Produksi Bulldozer
Produksi per unit =
329,49 m3/jam.
Jumlah Bulldozer = 2 unit dengan waktu operasi = 7 jam/hari.
Produksi
2 unit = 2 x 329,49 m3/jam = 658,98 m3/jam.
·
Volume penghamparan
timbunan = 26566,704 m3
·
Perhitungan Waktu Kerja 2 Bulldozer = (26566,704 m3)
: (658,98 m3/jam)
= 40,315
jam = (40,315/7) hari
= 5,75 hari = 0,19 bulan
4. COMPACTOR
·
Produksi Compactor
Produksi per unit =
201,12 m3/jam.
Jumlah Compactor = 2 unit
dengan waktu operasi = 7 jam/hari
Produksi
2 unit = 2 ´ 201,12 m3/jam = 402,24 jam/hari
·
Perhitungan Waktu Kerja 2 unit Compactor
= (26566,704 m3)
: (402,24 m3/jam)
= 66,05 jam = (66,05/7) hari = 9,44 hari = 0,31 bulan
4.2
JUMLAH ALAT BERAT
Jumlah
produksi alat berat untuk pekerjaan Galian, Timbunan dan Pemadatan, adalah :
1.
Pekerjaan Galian :
·
Penggunaan Alat :
Ø
Excavator type Caterpillar PC 320D : 2 unit
Ø
Dump Truck type Mitsubishi 120 PS : 6 unit.
·
Produksi Alat :
Ø Excavator
:
- Per
unit = 119,46
m3/jam.
-
2 Unit = 238,92 m3/jam.
Ø
Dump Truck : - Per
unit = 24,71 m3/jam.
- 6 Unit = 148,26 m3/jam.
2.
Pekerjaan
Penghamparan/Timbunan :
·
Penggunaan Alat :
Ø
Bulldozer
type D85E-SS Komattsu : 2 unit
·
Produksi Alat :
Ø Bulldozer
: - Per unit =
329,49 m3/jam.
- 2 Unit = 658,98 m3/jam.
3.
Pekerjaan Pemadatan :
·
Penggunaan Alat :
Ø Compactor type SAKAI SV
512 TF : 2 unit
·
Produksi Alat :
Ø Bulldozer
: - Per unit =
201,12 m3/jam
- 2Unit = 402,24 m3/jam
BAB
5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari
hasil survey lapangan, analisis dan perhitungan pada pembahasan Laporan tentang
“Perhitungan Produktivitas Alat Berat pada Pelaksannaan Pekerjaan Pembangunan jalan Batu Cermin
(Sempaja) / Kota Samarinda”, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.
Produktivitas peralatan dipengaruhi
oleh kapasitas produksi alat berat pada setiap
jenis pekerjaan. Semakin besar kapasitas produksi suatu alat maka
koefisien alat semakin kecil sehingga biaya yang dikeluarkan semakin kecil
pula. Hal ini disebabkan karena peralatan yang digunakan pada setiap jenis
pekerjaan bekerja secara efektif.
2.
Beberapa pekerjaan memiliki time factor peralatan yang kecil,
dikarenakan durasi kerja yang panjang dan faktor lokasi proyek yang berada
dalam salah satu daerah yang memiliki kepadatan kendaraan yang cukup tinggi
3.
Durasi hari kerja bisa dipercepat dengan
meningkatkan produktivitas sumber daya peralatan dan tenaga kerja.
5.2 SARAN
Adapun saran yang penulis dapat berikan dalam Laporan ini, adalah
sebagai berikut :
1.
Dalam pekerjaan galian dan pengangkutan tanah, alat berat yang
digunakan adalah berupa excavator dan dump truck saja, disarankan akan lebih
efisien bila dikombinasikan dengan whell loader pada waktu mengisi dump truck.
2.
Pada pekerjaan penghamparan atau pemadatan alat berat yang
digunakan adalah berupa bulldozer dan compactor saja, disarankan untuk dapat di
kombinasikan menjadi bulldozer, motor grader dan compactor.
3. Menaikkan angka produktifitas alat berat tersebut atau menaikkan jam kerja
alat berat yang digunakan.
4. Operator yang berpengalaman dalam mengendalikan alat berat.
5.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai agar dilaksanakan rapat
teknis untuk menyatukan persepsi agar dapat diperoleh hasil yang maksimal.
Keamanan,
kesehatan dan keselamatan (K3) para pekerja perlu diperhatikan karena dengan
memperhatikan K3 resiko kecelakaan
Komentar
Posting Komentar